Ingin Lestari, Patuhi Pantangan di Pancur Aji

Patuhi pantangan di Pancur Aji. Untuk warga Sanggau, tempat wisata ini sudah menjadi kebanggaan tersendiri. Dan untuk para pengunjung di luar daerah, maka Pancur Aji akan menjadi sasaran utama dalam jadwalnya menyusuri Kabupaten Sanggau.

Objek wisata alam yang satu ini terletak di Kabupaten Sanggau. Pancur Aji, sudah menjadi primadona di Bumi Daranante. Keasriannya membuat siapapun yang pernah menapakkan kakinya ke sana, seakan  dibuat ingin kembali lagi untuk menikmati air terjunnya yang bertingkat – tingkat itu.

Seperti objek wisata alam lainnya yang ada di Indonesia. Pancur Aji memiliki pantangan yang konon “harus”  ditaati oleh pengunjung luar daerah. Karena selain menghormati daerah setempat, sebuah pantangan menjadi hukum dasar dalam berinteraksi dengan alam yang belum dikenal.

Nah, buat kamu yang berasal dari luar Sanggau, yok pahami pantangan di bawah ini….nguntus…

  1. Mengoles Tanah atau Lumut ke Kening

Wah, ini sih sebenarnya bukan pantangan,he. Lebih tepatnya syarat awal ketika akan menginjak kaki pertama kali di tanah kawasan Pancur Aji yang dikenal mistis itu. Jadi setelah masuk bayar karcis, jangan lupa parkir kendaraan dan ketika kaki menyentuh tanah, sesegera mungkin lah untuk mencolet dan mengoles tanah tadi ke kening.

Hal ini bertujuan, agar kita selamat dari marabahaya ketika berkunjung ke objek wisata ini.

Ah yang benar: Ngak ada ritual semacam ini teman – teman. Pada perinsipnya doa ajalah teman – teman. Haha

2. Tidak Boleh Bertiga

Orang ketiga itu memang meresahkan ya. Begitu juga dengan alam Pancur Aji ngak suka dengan hitungan tiga ini. Konon kata para tetua di sana, kalau berfoto bertiga di sana maka salah satunya tidak akan tampak di hasil jepretan.

Bayangkan, Alam Pancur Aji saja bisa merasa cemburu kan. Bisa jadi yang satunya dibawa mojok oleh monyet di sana,hihi.

Ah yang benar: Mau kamu betiga, berempat, dan bearpanda tak jadi soal. Seakan Alam Pancur Aji itu pengen bilang, “kalau mau ngunjungi aku, bawa teman yang banyak donk.”  Jadi kalau kalian di luar Sanggau ingin sekali ke Pancur Aji, saran saya bawa satu rombongan. Pakai Bus Darmawisata gitu kan, seru.

Selain ramai, pendapatan yang diterima oleh tukang karcis juga cuan. Bayangin, yang datang Cuma bertiga, itu portal masuk aja sulit terangkat. Sama seperti cinta kamu yang di tigakan ( istilah baru dari diduakan,he) sulit move on.

3. Jangan Bakar Terasi

Ini pantangan yang sangat memurkakan para lelembut yang ada di Pancur Aji. Sangat tidak bisa di toleransi lagi!  Pengunjung yang kedapatan membakar terasi akan ditangkap oleh penjaga di sana.

Oknum seperti ini hanya akan memprovokasi para lelembut yang ada di sana. Tak enak boy  terasi dibakar itu. Manusia aja pusing menciumnya apalagi mbak Kunti kan.

Ah yang benar:  Kamu yang bakar terasi di tempat wisata itu ada apa sebenarnya? Yang dibakar itu, daging ayam, sosis, jagung lebih terasa enaknya. Daripada memprovokasi makhluk astral di sana. Oleh karenanya bijaklah dalam berwisata, hormati alam maka alam akan menjaga kita. Asyik.

4. Meludah atau Kencing Sembarangan

Selain handuk dan pakaian ganti, benda yang wajib dipakai kalau ke Pancur Aji adalah popok dewasa. Harus disediakan ini teman – teman, karena saking bejibunnya  para pengunjung biasanya WC penuh, antre panjang mirip antre tabung gas 5 kg. Jadi kalau mau aman maka sediakan  popok dewasa.

Kalau kita meludah dan kencing sembarangan ditakutkan para penunggu di sana akan tersinggung (apalagi hantu Gergasi kuat tersinggungnya). Jadi jangan sampai kita lupa dan melakukan pantangan ini, akibatnya kawat eh gawat!

Ah yang benar:  menurut cerita para petugas kebersihan di sana. Para pengunjung sangat – sangat tidak memedulikan yang namanya kebersihan. Kalau meludah dan kencing saja kita sembarangan palagi soal sampah, udah pasti lebih sembarangan.

Jagalah alam kita, dengan bijak berwisata. Buang sampah pada tempatnya. Bonar mada.

5. Jangan Menoleh ke Belakang Ketika Pulang

Selesai berwisata di Pancur Aji dan berpuas ria  mandi bersama tujuh bidadari, maka pulanglah karena tidak ada penginapan di sana. Nah, ketika kalian pulang jangan sekali – kali menoleh ke belakang.

Kalian mau seperti di adegan film horror itu. Ketika kita menoleh ke belakang……dannnnn….jrenggggg….mbak kuntinya ikut di belakang dengan slow motionnya. Senyumnya yang ramah seakan ingin mencium kita,hiiiiii atut.

Ah yang benar:  Setiap tempat pasti punya kelebihan dan kekurangan masing – masing. Kalau kalian rasa Pancur Aji tak seindah Raja Ampat, fiks kalian gegabah. Iya donk, membandingkan sesuatu yang tak seharusnya dibandingkan.

Setiap alam punya sisi baiknya. Tak terkecuali Pancur Aji, air terjunnya yang bertingkat, alamnya yang memikat membuat mata tak henti melihat.

Yok  ajak teman – teman kalian untuk bijak berwisata.

Penulis: Dodi Goyon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *