Batu Permata Kyanite, Si Cantik yang Susah Dipotong

Bagi orang awam, tentu akan sulit membedakan antara safir dengan batu permata kyanite. Warna birunya memang sering membuat bingung para penggemar gemstone. Batu ini sendiri merupakan mineral aluminosilicate, dan sering ditemukan pada batuan metamorf.

Batu permata kyanite juga salah dikenali sebagai garnet, staurolite, dan mineral corundum. Dalam artikel “Kyanite Value, Price, and Jewelry Information” yang ditayangkan gemsociety.org, dinyatakan oleh Joel E. Arem (ahli mineral dari Universitas Havard) bahwa kyanite bersifat polimorf, mirip dengan mineral andalusite dan silimanite.

Dalam dunia produksi, batu permata kyanite digunakan dalam banyak hal, misalnya untuk produk-produk tahan panas. Sebut saja pembuatan batu bata, mortar, dan dalam bidang pengecoran logam.

Sementara itu Adam Harits, gemologis asal Indonesia, dalam kanal Youtube-nya menjelaskan bahwa menurutnya hanya ada dua jenis batuan yang secara kasat mata mirip dengan batu safir, yaitu tanzanite dan kyanite.

“Hanya tanzanite high quality yang mirip safir, karena tanzanite yang medium atau low quality cenderung (berwarna) purple, kalau pun biru tapi agak beda. Kalau kyanite ini justru menyerupai safir-safir kualitas medium ke bawah,” ujar Adam.

Di alam, batu permata kyanite sering muncul dengan bentuk bladed crystal, atau berbentuk tipis, panjang, dan rata (mirip bentuk pedang panjang). Kyanite tak hanya berwarna biru sebenarnya, karena ada juga yang berwarna hijau. Konon katanya juga telah ditemukan kyanite yang berwarna jingga.

Batu Kyanite dalam bentuk bladed crystal. Sumber foto: geology.com
Sementara ini untuk kyanite berwarna jingga dilaporkan hanya ditemukan di Tanzania. Sementara untuk yang berwarna biru dan hijau berasal dari berbagai tempat seperti Namibia, Nepal, Tibet, Amerika Serikat, Myanmar, Kamboja, Kenya, dan lain-lain.

Batu permata kyanite memiliki tinggal kekerasan 4,5 sampai 7 dalam skalah mohs. Tingkat kekerasan yang bervariasi seperti ini membuat kyanite menjadi satu mineral yang tidak mudah dibentuk (cutting).

Batu permata kyanite juga memiliki versi sintetisnya (buatan manusia). Pada tahun 1970-an, para ilmuan telah berhasil membuat kyanite sintetis dalam rangka untuk meneliti warnanya. Namun karena sulit dalam proses pemotongannya, membuat pasar tidak tersedia untuk kyanite sintetis. Apalagi sebenarnya batu tersebut tidaklah langka dan sering digunakan dalam kegiatan industri.

Sebagian orang percaya bahwa batu kyanite memiliki fungsi metafisika. Misalnya dalam dunia pekerjaan, benda ini dianggap mampu mendukung karir si pemakainya. Ada pula yang meyakini batu kyanite bisa memperkuat intuisi dan komunikasi dalam keseharian.***

Penulis : Dicky Armando

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *