Karena saya tidak sering – sering amat ke Pontianak, untuk naik eskalator. Jadilah saya riset kecil- kecilan mengenai ciri khas bahasa Sanggau yang identik dengan Sanggau ketika diucapkan di wilayah kota Pontianak. Ya, sebab pernah ketika saya ada acara di Pontianak dan tanpa sengaja berbicara bahasa Sanggau, yang padahal tidak sepenuhnya saya menggunakan bahasa daerah Sanggau, namun beberapa orang yang mencuri dengar percakapan saya lalu berbisik dengan temannya, “pasti orang Sanggau nie.”
Ternyata ada beberapa kata dalam bahasa melayu Sanggau yang sangat identik dan menjadi ciri khas, siapapun yang memakai kata itu bisa jadi orang tersebut adalah orang Sanggau, dan secara umum orang hilir akan mengarah anggapannya setelah mendengar kata tersebut, “ ooo orang ulu nie.”
Nah, supaya tidak banyak cincong dan lama menunggu masaknya kue pancong, mari kita bahas beberapa kata yang biasanya menjadi ciri khas orang Sanggau ketika di Pontianak.
- Saja
Bukan hanya diucapkan ketika di Pontianak. Saya, ketika di Sanggau mengucapkan saat bekerja kata “saja” ini langsung ditanya kawan yang berasal dari Pontianak, “ngapa sih Dod, saja..saja..terus?”
Yah, memang saat itu saya kesal dan keluarlah kata “ saja “ dari mulut.
Sebenarnya penggunaan kata “saja“ ini tergantung dari konteks, situasi, hubungannya dengan suatu kejadian. Kata saja bisa jadi hanya sebuah penekanan untuk menunjukkan suatu hal.
Misal,
Saja nyak am ( memang itulah )
Namun, terkadang digunakan untuk mengungkapkan rasa kecewa terhadap orang, benda, situasi/ keadaan.
Saja lah kau nie ( aduh kamu ini )
Adakalanya kata “saja” dipakai pada saat kesal, dengan intonasi kecewa bercampur marah. Dan yang terlontar dari mulut hanya kata “saja” tanpa awalan dan akhiran dengan intonasi yang tinggi.
SAJAAAAAAA
- Sidak
Sebenarnya saya ngak tahu persis bagaimana penulisan kata “sidak” ini. Kalau boleh menyamakan dengan pengucapan huruf Hijaiah mungkin di akhir kata tersebut terdapat hamzah sukun atau mungkin seperti ini penulisannya, sida’.
Nah, kata sida’ ini ternyata cukup ampuh untuk orang – orang Pontianak mengenali kalau si penutur adalah orang Sanggau atau hulu.
Sida’, boleh diartikan mereka,
Kalau di Pontianak biasa saya dengar dengan kata buda’ untuk menyatakan seorang atau orang – orang dalam hal ini mereka tadi.
- Bah
Apa bah?
Itu bah…
Mau jak bah..bah..
Ikau bah…
Saya yang menulis tulisan ini saja pusing dengan kata bah ini. Namun, sekarang kata bah ini tidak hanya dituturkan oleh orang – orang Sanggau. Kemungkinan karena pergaulan antar wilayah dari hulu mengalir ke hilir, kata bah sudah banyak dipakai bukan hanya oleh orang Sanggau atau orang – orang hulu saja.
Arti bah sendiri tergantung konteks pembicaraan.
Misal
Apa bah?
Bah yang dimaksud itu sama dengan sih kalau di bahasa Indonesia, jadi bisa jadi artinya, apa sih?
Itu bah, artinya itu tu. Kan, berubah lagi arti bah ini.
Mau jak bah..bah..artinya bisa jadi mau aja ya..ya..
Nah kalau,
Ikau bah, artinya tergantung intonasi penuturnya
Artinya bisa jadi,
Pertama : ikau bah ( kamu sih)
Kedua : ikau bah ( ya kamu ) menunjukkan penegasan.
Nah mungkin hanya tiga kata itu saja yang bisa saya tulis dalam tulisan ini. Jikalau dalam keseharian pergaulan di ibu kota Provinsi Kalimantan Barat ini, teman – teman daerah hilir menemukan keunikan dan ciri khas bahasa Sanggau khususnya dan hulu pada umumnya, silahkan tambah lagi kata apa yang paling sering kalian dengarkan.
Itu jak bah yang bisa saya padah ke kamu di sana nun. Usah lupa dibaca bah, saja lah kamu tu.
Penulis : Dodi Goyon