Mutiara, Ratunya Batu Permata

Masih ada sebagian masyarakat Indoneisa bertanya-tanya tentang posisi mutiara dalam dunia batu permata. Jika mengacu pada artikel “What is Pearl – Gemstone Facts and Information” di situs gemporia.com, mutiara didefinisikan sebagai satu dari sekian banyak permata tertua, yang paling diinginkan, dan paling spektakuler di dunia.

Mutiara merupakan kreasi alam yang dipersembahkan oleh laut, dan merupakan fenomena alami yang terjadi sebagai bagian pertahanan diri dari hewan kerang.

Hadir dalam berbagai bentuk, ukuran, dan warna, mutiara telah membuktikan keberadaannya sebagai desain perhiasan yang luar biasa. Mutiara memiliki banyak sejarah pemakaian sejak ribuan tahun lalu.

Mutiara dianggap sebagai ratunya batu permata. Ia telah dipuja dan diperdagangkan sejak sekitar 6000 tahun yang lalu.

Seorang gemologis asal Newyork yang bernama George Frederick Kunz, menerangkan bahwa mutiara dijadikan hadiah pada masa Cina kuno sekitar 2250 tahun sebelum masehi, dan telah dijadikan sebagai perhiasan sejak 450 tahun sebelum masehi.

Pada zaman Mesir kuno, mutiara dianggap sebagai simbol kekuatan dan kekayaan. Menurut legenda, Cleopatra pernah memenangkan taruhan terhadap Marc Anthony (Jenderal Romawi kuno) dengan menggunakan mutiara.

Banyak mitos dan legenda mengenai mutiara. Anggapan paling umum adalah “mutiara membawa air mata”. Hal itu bermula pada masyarakat zaman kuno yang mengira mutiara merupakan air mata malaikat atau air mata dari bulan.

Namun kebudayaan Yunani memiliki pandangan yang berbeda soal mutiara. Mereka menganggap mutiara sebagai simbol cinta dan pernikahan. Orang-orang Yunani percaya bahwa mutiara dapat mengantisipasi pengantin mendapatkan kesedihan ketika hari pernikahan.

Sementara itu, dalam kebudayaan Romawi kuno, mutiara dijadikan simbol tingginya status sosial, dan dipercaya mampu memperpanjang umur dan meningkatkan kesehatan.

Berjalannya waktu, ternyata permintaan mutiara dari berbagai tempat mulai membengkak. Hal itu kemudian membuat seorang pengusaha Jepang bernama Mikimoto Kokichi mulai membudidayakan mutiara agar persediaannya stabil.

Usahanya tersebut berhasil pada tahun 1893. Budi daya mutiara yang diawasi langsung oleh manusia. Tanpa adanya campur tangan manusia dalam memenuhi permintaan, maka hari ini mutiara masih hanya akan tetap dimiliki oleh orang-orang kaya saja.

Tingkat kekerasan mutiara hanya sekitar 2,5-4,5 dalam skala mohs, artinya pengguna-nya harus berhati-hati agar tidak mudah tergores. Komponen kimia di dalam mutiara adalah kalsium karbonat. Meski terlihat solid, mutiara masih bisa ditembus oleh cahaya (translucent).

Bersama dengan batu permata alexandrite dan moonstone (biduri bulan), mutiara, diyakini sejumlah kalangan, cocok untuk orang-orang yang lahir pada bulan Juni. Khususnya untuk wanita, kalung dan anting-anting mutiara klasik telah banyak tersedia di pasar dengan berbagai macam desain.

Mengenakan kalung mutiara yang penuh warna dapat membuat wanita menjadi pusat perhatian dalam keramaian. Mutiara bisa dikatakan sangat tepat dipakai dalam berbagai kesempatan.***

Penulis : Dicky Armando

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *