Waspada batu permata? Turquoise atau biasa dikenal dengan sebutan batu permata pirus oleh masyarakat Indonesia telah memiliki segmen pasar tersendiri. Penggemarnya tidak bisa dibilang sedikit.
Kondisi tersebut membuat batu permata pirus menjadi korban pemalsuan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Jika seseorang mendapatkan permata palsu maka ia mengalami kerugian materiel dan morel. Kesal dan marah tentu saja.
Maka sebelum terjun ke dunia perbatuan Indonesia, entah sebagai kolektor besar maupun kecil, alangkah baiknya jika kita menambah pengetahuan tentang apa yang kita senangi, termasuk pula dengan penggemar batu permata pirus.
Dikutip dari artikel “Kenali Ciri Batu Pirus yang Asli” (ditayangkan oleh metroterkini.com), batu permata pirus memiliki kandungan aluminium, fosfor, air, tembaga, dan besi.
Sebagian masyarakat Indonesia terkadang melakukan tindakan yang bisa dibilang lumayan ekstrem dalam menentukan keaslian batu permata pirus. Dalam artikel “Begini Cara Menguji Keaslian Batu Pirus” (ditayangkan oleh makassar.tribunnews.com), disebutkan bahwa ada seorang penggemar batu akik menyatakan suatu cara untuk menentukan keaslian batu pirus, yaitu dengan cara dibakar. Jika batu tersebut asli, maka sama sekali tak akan mengeluarkan bau. Jika palsu biasanya tercium seperti aroma plastik terbakar.
Sumarni Paramita, seorang gemologis asal Indonesia, dalam kanal Youtube-nya menunjukkan sejumlah spesimen dari batu permata pirus asli dan palsu. Menurutnya batu permata pirus yang palsu biasanya ditambahkan atau “ditanamkan” urat emas pada permukaan batu.
Kemudian ada pula batu permata pirus yang dilakukan tindakan dyed (diberi warna agar lebih cerah/terang). Sumarni juga menunjukkan batu yang telah “dicetak ulang”, yaitu batu yang berasal dari bubuk atau pecahan batu permata pirus.
“Untuk turquoise ini memang banyak sekali trik-triknya. Jadi hati-hati apabila ingin membeli turquoise atau pirus di luar sana. Banyak sekali treatment–treatment maupun reconstruct yang dijual sebagai barang asli atau natural,” ujar Sumarni.
Sementara itu, ternyata masih ada sebagian orang yang bingung dengan harga batu permata pirus yang ideal. Bahkan Sumarni sendiri mengaku tidak mudah baginya untuk menentukan harga batu tersebut.
Namun ada beberapa indikator yang bisa dijadikan dasar seseorang untuk membeli batu permata pirus. Pertama, pastikan orang yang akan membeli menyukai motif dari baru tersebut. Kedua, perhatikan cacat yang tampak dari batu.
Tak seperti batu delima dan safir yang memiliki patokan harga, batu pirus lebih sulit ditaksir. Faktor “rasa suka” menjadi penentu terhadap batu itu. “Kalau dari pihak kami sebagai lab, harus berhati-hati apabila ingin membeli yang namanya turquoise karena banyak sekali tercampur dengan yang namanya treatment, reconstruct, atau treatment apa pun di dalam penjualan turquoise ini, baik di dalam maupun di luar negeri,” pungkas Sumarni.***