Menjelajahi Kedalaman Eksistensi

: Catatan Diskusi Pekan Filsafat Ke-4

Pekan Filsafat Ke-4, dengan tema Eksistensialisme. Diskusi seputar eksistensialisme bagaikan menyelami samudra pertanyaan mendasar tentang keberadaan manusia. Hasani Mubarok sebagai pembicara memaparkan berbagai perspektif tentang tema ini, mulai dari pemikiran para filsuf eksistensialis klasik seperti Jean-Paul Sartre, Albert Camus, dan Soren Kierkegaard, Derida hingga interpretasi kontemporer dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu poin penting yang diangkat adalah konsep kebebasan dan tanggung jawab. Eksistensialisme menekankan bahwa manusia adalah makhluk yang bebas, namun kebebasan ini datang dengan tanggung jawab penuh atas pilihan dan tindakan kita. Kita tidak terikat oleh takdir atau determinisme, melainkan memiliki kekuatan untuk menentukan jalan hidup kita sendiri.

Topik lain yang menarik adalah kebermaknaan hidup. Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan absurditas, eksistensialisme mengajak kita untuk mencari makna hidup kita sendiri. Kita didorong untuk merenungkan nilai-nilai yang kita pegang, tujuan yang ingin kita capai, dan cara kita ingin menjalani hidup ini.

Diskusi ini juga menyinggung kegelisahan eksistensial, yaitu perasaan cemas dan takut yang muncul ketika kita dihadapkan dengan realitas keberadaan kita. Eksistensialisme membantu kita memahami asal-usul kegelisahan ini dan menawarkan strategi untuk mengatasinya, seperti melalui otentisitas, komitmen, dan tindakan.

Lebih dari sekadar teori filosofis, eksistensialisme menawarkan panduan praktis untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan autentik. Diskusi di Pekan Filsafat Ke-4 ini telah memberikan perspektif bagi para peserta, mendorong mereka untuk terus mengeksplorasi makna keberadaan dan potensi diri.

Berikut beberapa poin penting yang dapat diambil dari diskusi Pekan Filsafat Ke-4 tentang eksistensialisme:

  • Kebebasan dan tanggung jawab: Kita bebas memilih jalan hidup kita sendiri, namun harus bertanggung jawab penuh atas pilihan dan tindakan kita.
  • Kebermaknaan hidup: Kita harus mencari makna hidup kita sendiri, bukan meniru orang lain atau mengikuti norma yang dipaksakan.
  • Kegelisahan eksistensial: Kegelisahan adalah bagian dari hidup manusia, namun kita dapat mengatasinya dengan otentisitas, komitmen, dan tindakan.
  • Eksistensialisme: Eksistensialisme menawarkan panduan praktis untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan autentik.

Pekan Filsafat Ke-4 telah meninggalkan kesan mendalam. Diskusi tentang eksistensialisme telah membuka wawasan baru tentang makna keberadaan manusia dan mendorong untuk terus bereksplorasi dan mengembangkan diri. Semangat filsafat yang kritis dan reflektif yang diadakan secara reguler ini diharapkan mewarnai geliat literasi di Pontianak.

Pekan filsafat merupakan satu di antara beberapa program yang diinisiasi oleh Varli Pay Sandi bersama teman-teman pegiat literasi di Perpus Rumah Melayu. Pekan filsafat ini diadakan secara reguler 2 kali dalam satu bulan. Diadakan untuk umum dan tidak dipungut biaya. Untuk perpustakaan yang dikelola juga umum untuk semua yang ingin berkunjung, baik hanya sekadar membaca buku, atau diskusi, bahkan hanya ingin minum kopi yang disediakan oleh perpustakaan. Untuk informasi seputar kegiatan yang dilaksakan bisa mengikuti media sosial IG/FB @kalbarmembaca atau @enggangmedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *