Penulis:
Penulis: Ayu’dya Despani – Dewi Kapita Sari – Enricko Hendayana
Istiana – Iwan Sasli – Jingga – Lusi Ekarina – Nadya
Neni Hertika – Sarifudin Kojeh
Penyunting: Sarifudin Kojeh
Tata Letak: VpS
Rancang Sampul: @konglalat
Cetakan pertama November 2024
Jumlah Halaman: x+103 hlmn, 14×21 cm
Bermacam ragam lokalitas dihadirkan atau disuguhkan oleh para penulis dalam buku antologi ini. Dapat berupa tradisi, sejarah berdirinya suatu tempat, makanan khas, kesenian, tempat yang unik, sungai-sungai, cerita daerah atau legenda, pahlawan, gunung, bahasa lokal yang digunakan dalam beberapa baris puisi, dan lain sebagainya. Sehingga hal tersebut menjadi sesuatu yang unik dan menarik untuk kita resapi dan nikmati. Selain itu, dapat juga dijadikan penambah wawasan dan pengetahuan buat kita mengenai hal tersebut.
Puisi yang mengangkat tentang tradisi dapat dibaca pada puisi yang berjudul Ngamping karya Ayu’dya Despani.
Puisi yang memperkenalkan sejarah berdirinya suatu tempat terdapat pada puisi yang berjudul Balada Berdirinya Pontianak karya Ayu’dya Despani.
Puisi yang membicarakan tentang makanan khas terdapat pada puisi yang berjudul Sehangat Bubur Pedas Umak karya Ayu’dya Despani, Asam Pedas Membuat Rindu karya Nadya, dan sebagainya.
Puisi yang menampilkan tentang kesenian terdapat pada puisi yang berjudul Sang Penari karya Dewi Kapita Sari, Tidayu karya Iwan Sasli, Pesona Penari Jepin karya Nadya, dan sebagainya.
Puisi yang menceritakan tentang tempat yang unik terdapat pada puisi yang berjudul Kote Kite karya Istiana, Atmosfer Simpang Kote karya Istiana, Senja di Khatulistiwa karya Iwan Sasli, Kota Seribu Kopi karya Lusi Ekarina, Sintang dalam Kenangan karya Lusi Ekarina, Cintaku Terpaut di Waterfront karya Nadya, Tugu Khatulistiwa Menjadi Saksi Kisah Kita karya Nadya, Sambas Berdarah karya Neni Hertika, dan sebagainya.
Puisi yang memperkenalkan tentang sungai-sungai terdapat pada puisi yang berjudul O, Sungai Pawan karya Enricko Hendayana, Sungai Kapuas karya Iwan Sasli, Suak Cabang Dungun karya Sarifudin Kojeh, dan sebagainya.
Puisi yang mengisahkan tentang cerita daerah (legenda dan sejenisnya) terdapat pada puisi yang berjudul Putri Junjung Buih karya Enricko Hendayana dan Cerite Sunge Durhake karya Sarifudin Kojeh.
Puisi yang membicarakan tentang pahlawan daerah terdapat dalam puisi yang berjudul Dielah Rahadi Oesman karya Enricko Hendayana.
Puisi yang menampilkan gunung-gunung dapat dinikmati dalam puisi yang berjudul Gunung Palong karya Enricko Hendayana.
Puisi yang menggunakan bahasa lokal dalam beberapa baris puisi terdapat dalam puisi yang berjudul Tembunik karya Istiana, Ketika Rindu Bertamu karya Neni Hertika, Pertemuan Berkesan karya Sarifudin Kojeh, dan sebagainya.